Asal Muasal Desa Mahsin Warungasem Batang
Table of Contents
Pada abad 4 M sewaktu musafir Cina bernama Fa Hian dan pengiringnya mengadakan perjalanan laut ke Kepulauan Nusantara, mereka juga singgah di salah satu pelabuhan Laut Jawa yang mereka catat dalam buku harian mereka. Mereka menyebutnya sebagai Mahasin. Fa Hian dan pengiringnya mendarat membeli perbekalan untuk pelayaran berikutnya. Menurut catatan Fa Hian, ada pasar yang di dalamnya orang-orang berjual-beli. Rumah pemimpin Mahasin seorang pangeran yang gagah dengan pakaian yang indah, ketika berjalan diiringkan oleh pengawal yang membawa payung kertas untuk melindungi kepalanya dari sengatan sinar matahari. Ada juga pengawal yang membawa kotak sirih dan pinang. Pangeran mengenakan terompah dari kulit hewan untuk melindungi kakinya dari tanah yang keras atau pecahan kulit kerang yang tajam. Pangeran menyambut semua orang-orang kapal yang mendarat dengan senang hati (termasuk Fa Hien). Orang-orang yang mendarat juga memberikan hadiah-hadiah yang menarik kepada Pangeran Mahasin sebagai imbalan kebaikan pangeran kepada mereka. Gambaran Fa Hian tentang posisi 'kerajaan' Mahasin (setelah diteliti oleh para ahli) sampai pada suatu kesimpulan bahwa Mahasin terletak di Masin yang sekarang ini. Masin adalah pemendekan ucapan dari 'Mahasin' setelah melewati masa yang sangat lama. Selain itu, konon di desa Masin juga pernah ditemukan keramik Cina yang kemungkinan pada waktu itu merupakan barang-barang mewah yang hanya dipunyai oleh keluarga-keluarga bangsawan (kaya) Mahasin. Juga kepandaian olah produk kulit yang merupakan keterampilan turun-temurun penduduk Desa Masin boleh jadi merupakan keahlian yang diturunkan sejak jaman Kerajaan Mahasin itu tadi. Dari kesaksian Fa Hian kita jadi tahu bahwa pantai Pulau Jawa di wilayah Kab. Batang dahulunya lebih menjorok ke selatan, tidak seperti dalam posisi sekarang. Jika ditarik garis imajiner dari titik Pantai Ujung Negoro di timur ke barat hingga posisi titik Mahasin, maka akan diketahui bahwa desa Tegalsari (Kec. Kandeman), Kel. Sambong (Kec. Batang), terus ke tenggara hingga melewati Desa Kalisalak dan Desa Pesaren adalah pantai utara Pulau Jawa. Sedangkan desa-desa Depok, Klidang, Karangasem, Denasri, Kalipucang, Proyonanggan, Kasepuhan, Kauman adalah kawasan perairan yang menjadi dangkal dan akhirnya menjadi daratan setelah terjadinya sedimentasi pesisir laut dalam waktu ratusan tahun. Maka tidak heran kalau di desa-desa yang disebut terakhir itu dalam kedalaman tertentu tanahnya mengandung pasir dan ditemukan cangkang kerang.
Prasasti canggal sebagai bukti sejarah indonesia,yang di buat pada tahun 732M atas perintah raja sanjaya,menyebutkan bahwa di pulau jawa yang masyhur ada seorang raja bernama'SANNA"sanna yang agung atau "MHA SANNA"kemudian berubah "MAHASIN"dan orang sekarang menyebutnya "MASIN"adalah sebuah desa di kecamatan warungasem kabupaten batang.....Apakah di wilayah ini dahulukala kerajaan mahasin berada?...
Desa Masin memiliki keunikan yaitu banyak warganya yang menjadi perajin penyamakan dan produksi kulit (tas, ikat pinggang, sepatu, dompet, dll). Desa Masin dilalui jalan akses Batang/Pekalongan - Wonotunggal - Bandar - Reban - Bawang - Sukorejo - Temanggung - Secang - Magelang - Jogya. Industri kulitnya merupakan satu-satunya di Batang sehingga pemerintah daerah memberikan perhatian dalam bidang pembinaan, pelatihan produksi, dan pemasaran. Ada apa dengan Desa Masin sehingga masuk dalam situs bersejarah? Pengirim Di Facebook Batang Berkembang Oleh Saudara Sekawan Sukses Makmur Ssm